276
Hidup sederhana aja. Yang penting bahagia
277
Meskipun kita jarang deep talk kayak orang-orang, meskipun aku sering enggak connect kalau kamu ngomongin hal-hal yang kamu suka, meskipun kita hampir enggak pernah ngobrol romantis, meskipun kita nyambungnya pas gibah dan bercanda doang, tapi aku sayang kamu. Serius, deh
278
Kalau kamu bilang spontan dan dia enggak jawab uhuy, mending enggak usah jadian
279
“Dan tunggulah aku di sana, memecahkan celengan rinduku. Berboncengan denganmu, mengelilingi kota, menikmati surya perlahan menghilang”
.
Terima kasih banyak, Tangsel. Serunya kebangetan ❤️
280
Kawan pernah berkata, “Kalau mau memutuskan apa pun, jangan ketika terlalu bahagia atau ketika terlalu marah. Kita enggak akan rasional.” Pantas saja orang bucin dan cemburu cenderung konyol
281
“Namun jika memang harus berakhir sampai di sini, biar ku berharap dengan hati yang keras kepala”
.
Semalam, akhirnya bisa main di Hard Rock Cafe, Jakarta. Hanya dengan formasi tiga orang. Menyanyikan lagu “Nadir” dengan sepatah-patahnya hati
282
Kamu yang terlalu mudah menyerah dan aku yang terlalu keras kepala
283
Kamu dan aku adalah pengingat baik untuk hal-hal buruk dan pengingat buruk untuk hal-hal baik. Menyalahkan satu sama lain, selagi membenarkan asumsi sendiri
284
285
Kayaknya, kita berdua enggak perlu mikirin ingin mengubah dunia, atau jadi pusat alam semesta. Bareng kamu, jadi orang biasa aja juga menyenangkan, kok
286
Berdoa mungkin tidak membuat bahagia, tapi setidaknya membuat tenang
287
“Di sana, kau bahkan tak sesaat pun teringat ku yang selalu mengingat. Di sana, ku bukan yang utama. Di sana, kau terlihat bahagia”
.
Akhirnya bisa featuring Juicy Luicy. Menyenangkan sekali ❤️
288
Makin tua, makin senang dengar lagu-lagu lama dibanding lagu-lagu yang sedang viral; makin senang ketemu kawan yang itu-itu saja dibanding ketemu orang-orang baru; makin senang bernostalgia dibanding beradaptasi. Seperti sudah cukup dan tidak memaksa lebih
289
Dulu, setiap hari libur, kepikiran mau main ke mana? Hangout di mana? Seru-seruan bareng siapa? Sekarang, lebih senang diam di rumah, melakukan hal-hal kecil yang kalau hari kerja belum tentu bisa dilakukan. Termasuk bermalas-malasan sepuas-puasnya
290
@ndagels Dulu saling ngemut. Sekarang saling nge-mute
291
Kalau udah terlalu dekat, perubahan-perubahan kecil juga kelihatan. Kadang, perubahannya bukan jadi murung, tapi malah jadi terlalu ceria. Seperti ada yang disembunyikan
.
Entah apa
292
Karena rasa tidak enakan, menambahkan “hehe” agar marahnya sedikit sopan 🙋🏻♂️
293
Jahat sekali
295
Selalu merasa ada yang salah sama diri sendiri; selalu merasa kurang; selalu merasa tidak cukup pantas. Ternyata, musuh terburuk untuk diri sendiri adalah diri sendiri
296
@KuntoAjiW Semangat, kita para sulung
297
“Sebelum dirimu pergi, dan janjimu hilang arti, lihatlah perjuanganku. Namun jika memang harus berakhir sampai di sini, biar ku berharap dengan hati yang keras kepala”
.
Terima kasih, Banjarmasin
298
Tahu, apa keahlian kita? Senyum, memendam, dan berkata “Enggak apa-apa” 😊
299
“Kita perlu kecewa untuk tahu bahagia. Bukankah luka menjadikan kita saling menguatkan?”
.
Terima kasih, Lampung. Seru sekali ❤️
300
Tuhan, mudahkan