226
Berdoa lagi supaya pundak ini lebih dikuatkan. Karena ternyata bebannya masih terlalu berat
228
“Nanti nyesel lho”
.
Ya kan nanti. Nanti gimana nanti. Sekarang ya sekarang
229
Kadang kepikiran, kok kita bisa kayak begini, ya? Jauh. Perasaan, dulu kita bercita-cita menua bersama
230
Jangan melibatkan perasaan. Jangan melibatkan perasaan. Jangan melibatkan perasaan. Jangan melibatkan perasaan. Jangan melibatkan perasaan. Jangan melibatkan perasaan. Jangan melibatkan Jangan melibatkan perasaan. Jangan melibatkan perasaan. Ah elah … kan
231
“Cicak-cicak di dinding, diam-diam merana”
— Kinasih, 2023
232
Apa hobi kita? Ya, benar. Sudah pusing banyak masalah, malah ditambah-tambahin pakai kurang tidur
234
Selamat atas pencapaianmu. Turut bangga. Doaku dari sini. Cuma sebatas doa. Tapi bagimu cukup, kan ❤️
235
Beberapa perpisahan ada untuk membetulkan sepasang manusia yang sedari awal salah langkah
236
Kamu kayak ikan. Bawel
237
Di-mute tapi terus-terusan dicari secara manual. Lho ya gimana? 😩
238
Nge-mute kamu adalah jalanku menuju ketenangan
239
Tuhan Maha Membolak-balik hati.
Kamu jagonya membolak-balik fakta
240
Masih peduli. Cuma tidak diperlihatkan saja
241
Ngeri memang. Baru ngomong apa, langsung keluar iklannya di medsos 😰
242
Orang-orang hobi sekali ngurusin urusan yang belum tentu mau diurusin
243
Mengecek keadaanmu dari waktu ke waktu, sambil sesekali bilang “hadeh”, tanpa bisa lagi mengingatkanmu tentang apa pun
244
Sedekat nadi, selekat jantung
245
Medsos terlalu banyak keributan. Gimana kalau kita berdua ngopi aja?
246
Kangen tapi ya-kali-udah-ngucapin-selamat-tinggal-malah-nyapa-lagi
247
Dulu-dulu berdoa supaya jalanku dimudahkan. Hari ini berdoa supaya hatiku dikuatkan
.
karena jalannya sudah buntu
248
Kadang, yang paling kita peluk adalah yang paling menyakiti. Makin erat, makin melukai. Dilepas memang berat, tapi mungkin itu yang terbaik
249
Kita bertemu untuk sebuah alasan. Entah untuk saling memberi ketenangan, atau sekadar saling memberi kenangan
250
Enggak benci. Cuma marah