176
Sok-sokan April Mop bukan budaya kita tapi tiap hari ngebohongin perasaan sendiri
177
"Kenapa, sih, pas lagi dapat uang, malah harus beresin masalah keluarga?" keluhku suatu hari. Kawanku menjawab, "Coba pola pikirnya diganti jadi: mungkin, Tuhan ngasih rezeki supaya kamu bisa beresin masalah keluarga"
178
Berduka cita enggak harus bahas firasat, cocoklogi, konspirasi, apalagi jadi ajang bikin konten. Hatinya dipakai coba 😊
179
Kita diuji supaya kuat.
Bukan supaya quit
180
Si paling berhak bahagia 👋🏼
181
Manusia masih banyak yang baik. Kalau enggak kelihatan, mungkin kita terlalu lama berada di tempat yang salah
182
Keluarga memang tempat paling pertama untuk belajar. Termasuk belajar patah hati
183
Terlalu fokus kepada hal-hal buruk sampai lupa bahwa di dunia ini masih banyak orang baik. Bisa aja orang-orang baik itu kamu temui di internet, di sebelahmu, atau bahkan—tanpa sadar—di dalam diri kamu sendiri. Jangan berhenti, ya ❤️
184
Sepertinya kita sedang adu ilmu. Kuat-kuatan enggak menyapa duluan
185
Kita sering menyepelekan ucapan “semangat” atau “jangan menyerah”. Padahal, bagi seseorang yang sedang di titik nadir, ucapan sederhana bisa sangat bermakna
.
Semangat, ya. Janji, besok harus masih ada
186
Kenapa seringkali kita suka dengan seseorang yang enggak bisa dimiliki? Karena beberapa hal memang lebih menyenangkan ketika masih ada di etalase, bukan ketika dimiliki. Hasemeleh
187
Oke google, how to ngilangin rasa minder tiap upload muka sendiri di story yang ujungnya dihapus lagi
188
Yang tidak memerlukan ucapan, tapi paling berat untuk dilakukan adalah: Memaafkan masa lalu
189
Sakit hati dan disimpan sendirian jadi semacam kebiasaan
190
Jatuh cinta itu kayak main catur. Sendirian enggak enak. Bertiga lebih enggak enak. Paling pas ya berdua
191
Yang dikerjakan lancar-lancar.
Yang didoakan didekatkan.
Yang tak kembali diikhlaskan
192
Untuk hal yang kurang penting, dulu dikit-dikit marah. Sekarang lebih milih ngalah. Toh, enggak semua hal harus jadi masalah. Bawa enjoy aja lah
193
Ramadan tahun ini datang dengan segala keapa-adaan. Eh, tahu-tahu sudah mau pamit lagi. Meski begitu, mesti disyukuri, kita masih bisa melaluinya meski dengan segala keterbatasan. Semoga tahun depan bisa ketemu lagi, lengkap dengan segala yang absen tahun ini
194
“Ya udah iya,” senjataku akhir-akhir ini
195
Pisah dipaksa keadaan emang yang paling bangsat, sih
196
Tetap santai dan keep smile walaupun semua hancur berantakan
197
Bukannya tertutup. Tapi, kalau udah cerita, suka susah ngerem
198
Kita selalu punya pilihan. Bisa sabar ketika punya kesempatan untuk marah-marah juga sebuah pilihan
199
Bisa bernapas lega saja anugerah
200
Kita bebas untuk memilih. Selama enggak merugikan, enggak perlu dipermasalahkan. Yang terpenting, tanggung jawab sama keputusan sendiri. Jangan sampai keliru ngambil pilihan hidup, berujung nyinyir sama pilihan hidup orang lain